IPM (Indeks Pembangunan Manusia) menentukan tingkat kemakmuran manusia di suatu daerah tertentu. Semakin tinggi angka IPM suatu daerah maka semakin makmur daerah tersebut. Seiring dengan pertumbuhan penduduk yang terus merajalela, bukan berarti menjadi jalan mudah bagi Indonesia untuk melaksanakan pembangunan yang efektif bagi negeri. Tantangan tak henti-hentinya dihadapi dari berbagai aspek kehidupan. Salah satu aspek yang perlu digarisbawahi adalah pendidikan yang menjadi faktor penentu tingkat IPM itu sendiri.
Kapankah bangsa Indonesia akan sadar akan pentingnya pendidikan?
Tingkat kelulusan melambangkan banyaknya masyarakat dengan kelulusan terakhir pada suatu jenjang pendidikan. Persentase kelulusan masyarakat Indonesia masih terpaut pada jenjang-jenjang yang rendah. Persentase tingkat kelulusan dari perguruan tinggi pun memiliki angka belum mencapai taraf aman. Masih banyak masyarakat yang tidak peduli akan pentingnya pendidikan. Pemikiran konservatif cenderung mendorong rendahnya minat mengenyam pendidikan. Bekerja kerap kali dijadikan orientasi utama tanpa memikirkan dasar pengetahuan yang seharusnya lebih dahulu dipersiapkan sebelum memasuki dunia pekerjaan yang sesungguhnya.
Angka partisipasi merepresentasikan kemudahan dalam mengakses fasilitas pendidikan. Semakin tinggi angka partisipasi pada suatu kategori di suatu daerah semakin banyak masyarakat di daerah tersebut mendapatkan akses ke kategori pendidikan tersebut. Sayangnya, di Indonesia, semakin tinggi jenjang pendidikan yang ada, angka partisipasi justru semakin rendah. Angka Partisipasi Kasar (APK) Indonesia pun saat ini masih relatif lebih rendah dibandingkan dengan negara lain seperti Malaysia dan Singapura. Pada 2014 lalu, APK Indonesia baru mencapai sekitar 28 persen atau berada di bawah Malaysia yang telah mencapai 43 persen bahkan Singapura sudah 63 persen.
Angka melek huruf menyatakan kebalikan dari angka buta huruf yaitu banyaknya masyarakat yang dapat membaca dan menulis. Dalam aspek ini, Indonesia mungkin bisa berharap lebih. Bahkan, beberapa tahun lalu, Indonesia sempat mendapatkan penghargaan dari UNESCO, UNESCO’s Literacy Prizes for 2012, atas keberhasilannya dalam program-program literasi atau pemberantasan buta aksara dunia. Pemberantasan buta huruf sebaiknya terus dilakukan karena mampu membaca merupakan gerbang awal bagi seseorang untuk dapat terus belajar lebih dan lebih lagi.